Walau Bank Syariah Menjamur, BSM Siap Bersaing

Penulis Lukman Hakim Zuhdi

Geliat ekonomi Islam –utamanya perbankan syariah—di tanah air terus memperlihatkan peningkatan grafik. Ini ditandai rencana beberapa bank konvensional yang akan membuka bank syariah. Tentu persaingan antar bank syariah semakin ketat. Bank Syariah Mandiri pun siap menghadapinya.

Beberapa tahun terakhir, perkembangan ekonomi Islam meningkat tajam, baik di tingkat lokal maupun global. Munculnya berbagai institusi dan produk keuangan syariah sebagai alternatif pilihan di tengah era sistem konvensional menjadi indikator utamanya. Hingga saat ini, lembaga keuangan syariah telah memiliki pasar modal syariah, perbankan syariah, microfinance syariah, asuransi syariah, islamic fund, dan produk keuangan sukuk.

Secara lebih khusus, memasuki 2010, perbankan syariah Indonesia akan diramaikan pemain-pemain baru. Tidak lama lagi akan lahir BCA Syariah, BNI Syariah dan Bank Jabar Syariah, yang siap meramaikan industri perbankan syariah. PT Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai bank syariah yang lahir lebih dulu, tentu siap bersaing dengan bank-bank syariah baru.

Keyakinan itu disampaikan Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Yuslam Fauzi yang menatap 2010 dengan optimis. Menurutnya, industri perbankan syariah pada 2010 sangat menjanjikan, karena adanya sistem gadai. “Sistem perbankan syariah sejak awal memang memperbolehkan sistem gadai. Dan ini tak ada di perbankan konvensional,” paparnya.

Gadai syariah tersebut, lanjut Mantan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko BSM itu, ke depan memiliki potensi yang luar biasa. “Secara natural, selama ini bank syariah memang banyak mengambil posisi menjadi bank retail. Sehingga, bisnis gadai cocok sekali dengan perbankan syariah,” tuturnya.

Bahkan, tahun ini BSM mulai membidik bisnis gadai syariah seperti yang dilakukan Perum Pegadaian. Namun diakui pria kelahiran Jakarta, 28 Agustus 1959 ini, bisnis gadai tersebut masih barang baru bagi BSM. “Kami sambil belajar. Banyak sekali yang ingin digali di sini, terutama dalam hal IT-nya (information technology),” ujarnya.

Selain itu, bisnis-bisnis lainnya yang ingin dipelajari adalah sumber emas, sistem penilaian, bisnis model dan processing-nya. Lebih dari itu, yang tak kalah pentingnya adalah dalam hal sosialisasi dengan masyarakat bahwa bank syariah kini sudah menerima gadai.

Optimisme BSM juga tidak terlepas dari shared values. Sebagaimana diketahui, sejak pertengahan 2005, nilai-nilai perusahaan telah disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai BSM, yang disebut shared values yang disingkat “ETHIC”. Excellence berarti berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan. Teamwork artinya mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.

Berikutnya Humanity, yang berarti menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius. Integrity yang bermakna menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji. Terakhir Customer Focus, yang artinya memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan BSM sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.

Berpijak pada shared values tersebut, seluruh pegawai BSM diharapkan mengetahui seluk beluk dan arah kebijakan BSM. Muaranya tentu saja pada hasil kinerja atau prestasi BSM. Ini terbukti, satu di antaranya, dari pencapaian aset BSM hingga akhir 2009 (unaudited) yang mencapai Rp 22 triliun.

“Berdasarkan catatan tersebut, kami menargetkan BSM bisa tumbuh sedikitnya 25 persen pada 2010, baik aset, pembiayaan, maupun dana pihak ketiga (DPK). Pertumbuhan aset akan ditopang dengan penambahan sebanyak 125 kantor cabang dan outlet yang tersebar di seluruh Indonesia,” tandas lulusan Finance/Investment Banking Arizona State University, USA, optimis.

Patut diketahui, sepanjang 2009, BSM terus menambah jaringan. Sebagai gambaran, hingga pekan kedua November 2009, outlet BSM tercatat telah mencapai 370. Perinciannya adalah 59 Kantor Cabang (KC), 96 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 92 Kantor Kas (KK), 49 Konter Layanan Syariah (KLS), 48 Payment Point, 13 Kas Keliling (Mobile Cash), dan 13 gerai online.

BSM adalah anak usaha PT Bank Mandiri Tbk. BSM beroperasi mulai 25 Rajab 1420 H, bertepatan 1 November 1999. BSM hadir sebagai bank yang mengombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Inilah yang menjadi salah satu keunggulan BSM sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.

Sejak kemunculannya, visi BSM ingin menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha. Adapun misinya mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan dan mengutamakan penghimpunan dana konsumer serta penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. Guna mewujudkan cita-cita tersebut, BSM merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat.

Beberapa penghargaan pernah diraih BSM. Pada 2008, BSM mendapat penghargaan Bisnis Indonesia Banking Efficiency Award 2008, The Best Human Resource Development, Indonesian Bank Loyalty Index 2008, dan The Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2008. Tahun sebelumnya, BSM menggondol prestasi STP (Straight Trough Processing) Award dari Citibank New York, USA dan Indonesian Bank Loyalty Award (IBLA) dari Jacky Mussty, Partner Markplus Inc.

“Tahun ini BSM siap memperoleh suntikan modal dari induk usahanya sebesar Rp 300 miliar. Sejak 2008, perseroan telah memperoleh tambahan modal Rp 300 miliar. Sehingga, total tambahan modal yang diperoleh BSM mencapai Rp 600 miliar dalam kurun waktu tiga tahun. Kami berharap, pada masa mendatang BSM bisa meraih penghargaan dan prestasi yang lebih baik dan lebih banyak lagi,” tutup Yuslam Fauzi. (Tulisan ini dimuat di Tabloid INDONESIA MONITOR, Edisi 80 Tahun II, 13-19 Januari 2010, halaman 26)

Tinggalkan komentar