MENGENAL SETAN

Penulis Lukman Hakim Zuhdi

Hari ini Inung sedang merasa ketakutan sekaligus bimbang. Sejak kemarin, beberapa kali ia mendengar kata ‘setan’. Di sekolah, teman-temannya bercerita setan-setan yang menyeramkan. Di musola, ketika Inung mengaji, Ustad Sobirin menyinggung sedikit dunia setan. Di televisi, Inung sempat melihat tayangan film berjudul Setan Gentayangan. Sepertinya, saat ini orang beramai-ramai membicarakan setan. Inung tentu dibuat penasaran. Informasi yang ia peroleh cuma sepotong-sepotong, belum lengkap.

“Bunda, setan itu apa, sih? Kata teman-teman, setan itu sangat mengerikan. Wajahnya jelek, bahkan hancur tidak jelas. Matanya ada yang melotot, hampir copot. Di atas kepalanya ada dua tanduk. Giginya tajam-tajam. Lidahnya selalu menjulur. Kukunya panjang-panjang. Kalau dibayangkan, Inung jadi takut sama setan. Wuih, serem!” Inung mengadu kepada Bundanya, suatu malam menjelang tidur.

“Oh…” Bunda menghela napas, “setan memang diciptakan oleh Allah SWT. Sebetulnya, kita tidak perlu takut terhadap setan. Setan juga makhluk Allah SWT, sama dengan manusia. Hanya saja, setan tergolong makhluk gaib dan halus. Artinya, setan tidak bisa dilihat secara kasat mata. Setan tidak mungkin diraba atau dipegang oleh tangan kita. Tapi setan bisa menakut-nakuti orang. Tugas utama setan menggoda dan menyesatkan manusia agar melupakan dan menyekutukan Allah SWT.”

“Kenapa setan bisa begitu, Bunda?” Inung keheranan.

“Semua itu tidak lepas dari sejarah masa lalunya. Dahulu, setan atau iblis taat sekali kepada Allah SWT. Sehingga, Allah SWT menempatkan mereka di langit bersama para malaikat. Mereka dimasukkan ke surga. Allah SWT lalu menciptakan Nabi Adam alaihis salam. Para malaikat dan setan diperintahkan sujud kepada Nabi Adam. Para malaikat melakukannya, tetapi setan secara tegas menolaknya. Setan enggan, sombong, dan merasa tinggi. Alasannya, setan lebih mulia dari Nabi Adam. Setan diciptakan dari api, sementara Nabi Adam dibuat dari tanah liat,” tutur Bunda.

“Terus, waktu itu Nabi Adam marah, nggak?”

“Nggak dong, sayang…” Bunda tersenyum, “Allah SWT justru yang murka. Akibatnya, setan dikeluarkan dari surga secara tidak terhormat. Namun, sebelum diturunkan dari surga ke bumi, setan mengajukan permohonan. Mereka meminta supaya dikekalkan hidupnya sampai akhir zaman. Keinginan itu dikabulkan. Allah SWT lantas menegaskan, kelak setan akan menghuni Neraka Jahannam. Saat itulah setan telah berjanji untuk mencari pengikut sebanyak-banyaknya sebagai teman di neraka nanti. Setan sudah menyatakan diri sebagai musuh abadi dan nyata bagi manusia. Setan juga mengikrarkan diri menjadi biang segala masalah di muka bumi ini.”

Subhanallah… Kok, setan jahat banget!” Inung mendengus.

“Karena itu, kita perlu waspada terhadap setan,” potong Bunda.

“Berarti kita tidak boleh berteman dengan setan, dong?”

“Betul. Bahkan, setan harus kita musuhi, kita lawan, kita perangi! Jangan sekali-kali menjadikan setan sebagai kawan, pemimpin atau komandan dalam hidup kita!” Bunda mengepalkan tangan kanannya untuk menegaskan.

“Bunda, bagaimana cara setan mengganggu kita?”

“Itu pertanyaan bagus, anak manis…” Bunda menatap Inung, lekat sekali. Kasih sayang Bunda terpancar jelas dari raut wajahnya. “Setan tergolong makhluk berakal dan cerdik. Setan pandai mengelabui manusia. Setan tidak pernah merasa putus asa dengan upayanya. Bila satu strategi untuk mengganggu manusia gagal, maka setan mencari cara lain yang lebih hebat hingga berhasil. Tak-tiknya bermacam-macam. Jika melihat ada orang yang ingin mengerjakan shalat, belajar atau mengaji Al-Quran, maka dibisiki telinganya agar tidak mengerjakan atau malah menundanya. Bila orang itu sedang melakukan shalat, belajar atau mengaji Al-Quran, maka dibisiki telinganya supaya pahala dan semangatnya berkurang. Misal, pikiran orang itu diingatkan pada urusan-urusan lainnya. Alhasil, orang itu menjadi tidak fokus dan tidak konsentrasi.

Cara lainnya, setan berusaha membungkus keburukan, perbuatan maksiat dan dosa dengan aroma-aroma kebaikan. Contoh, bermusuhan dengan orang lain itu tidak baik. Tapi setan meyakinkan manusia bahwa sikap bermusuhan itu sangat baik. Setan berupaya agar sesama manusia saling memendam rasa benci sampai mereka berkelahi. Pada akhirnya, setan menginginkan kehidupan dunia ini kacau balau dan berantakan. Intinya, setan pasti ikut campur setiap ada kejahatan dan kejelekan. Mereka memiliki bala tentara yang banyak dari golongan manusia dan jin. Semuanya dikerahkan untuk menggoda setiap manusia,” papar Bunda.

“Apakah setan hebat, seperti Spiderman, Superman, Batman, atau Zorro?” Inung cengar-cengir, tangannya sengaja menggaruk-garuk kepala.

Wah, setan lebih hebat dari tokoh-tokoh kartun itu. Allah SWT memberikan keistimewaan kepada setan. Setan bisa mengalir di dalam tubuh manusia seperti aliran darah. Setan dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam sekejap. Gerakannya hebat, lincah sangat luar biasa. Bahkan setan bisa menembus bumi dan langit. Tapi, ada langit tertinggi yang tidak bisa ditembus setan. Langit itu dijaga para malaikat dan ribuan panah berbentuk api yang siap membunuhnya. Jika saja setan nekat masuk untuk mencuri berita atau informasi di dalamnya, maka setan bisa binasa dan hancur lebur.” Bunda menggambarkan, tangannya bergerak ke sana kemari, persis dalang wayang. Nada suaranya berubah-ubah.

“Di awal cerita, Bunda bilang setan itu ciptaan Allah SWT. Itu artinya setan tidak sempurna, ada kelemahannya,” cetus Inung.

“Benar. Setan takut kepada orang yang ikhlas. Setan lemah menghadapi orang yang sabar dan teguh dalam beribadah. Setan tidak mampu menyerupai Rasulullah SAW. Setan tidak bisa meniru sifat-sifat asli Rasulullah SAW. Sebetulnya tipu daya setan itu lemah. Yang perlu diketahui, setan hanya bisa menyeru, mengganggu dan membuat was-was hati manusia. Setan terus mengikuti orang-orang yang senang dengan jebakan-jebakannya. Orang yang berbuat maksiat dan dosa, akan dengan mudah dipengaruhi setan. Namun, setan tidak diberi kemampuan untuk memaksa dan menguasai manusia sehingga menjadi kafir, sesat, atau durhaka.” Suara Bunda sedikit dipelankan. Kelihatannya Bunda sudah mulai capek.

“Oh…Begitu ya, Bunda. Ngomong-ngomong apa sih makanan dan minuman setan, sehingga mampu hidup hingga hari kiamat?”

“Setiap ada makanan dan minuman dihidangkan, setan akan cepat-cepat mendatanginya. Setan makan dan minum bersama orang yang tidak menyebut nama Allah SWT ketika makan dan minum. Setan akan menelan makanan jatuh bila tidak diambil. Makanya, jika ada makanan jatuh, sebaiknya segera dipungut. Kalau ada kotoran yang menempel, maka dibersihkan dahulu, lalu dimakan. Sewaktu makan dan minum, kita dianjurkan duduk yang rapi. Sebab, setan makan dan minum sambil berdiri. Setan juga makan dan minum menggunakan tangan kiri.”

“Apalagi kebiasan-kebiasan yang dilakukan setan?” Sepertinya Inung ingin buru-buru rampung, namun tidak berani ngomong ke Bunda. Maklum, jam di dinding hampir menunjuk pukul 21.30 WIB.

“Setan memiliki singgasana di atas air. Mereka duduk di atasnya seraya mengutus pengikutnya untuk merusak alam ini. Pada saat lain, setan senang menghambur-hamburkan harta benda. Boleh dibilang, setan memiliki perilaku boros. Setan suka berlebihan dalam hal apapun. Setan suka tergesa-gesa dan ceroboh. Nah, kita tidak boleh meniru sifat-sifat yang disenangi setan itu,” Bunda mengingatkan.

“Untuk apa setan diciptakan, Bunda?” Inung menguap. Matanya terlihat sayu.

“Adanya setan di dunia ini semata-mata ujian atau cobaan dari Allah SWT bagi keimanan manusia. Manusia yang bisa melawan setan, maka mereka beruntung akan memperoleh karunia dan rahmat dari Allah SWT. Selain itu, memerangi setan dan pasukannya bisa meningkatkan kualitas ibadah kita. Allah SWT menganugerahkan kesempurnaan kualitas ibadah para nabi dan rasul, lantaran mereka berhasil menentang dan membenci setan,” tutur Bunda. Bunda juga rupanya mulai mengantuk.

Tanpa disadari, Inung sudah lebih dulu terlelap. Bunda menggelengkan kepala sembari tersenyum. Tangannya segera menarik selimut untuk menutupi tubuh Inung. Bunda beranjak dari tempat tidur, lalu menuju meja belajar Inung. Tangannya mengambil pulpen dan kertas kosong, kemudian menulis:

Anak pintar, Bunda ingin memberi tahu lima cara agar kita terhindar dari gangguan setan. Pertama, kita selalu berzikir, bertasbih dan beristighfar dalam setiap kesempatan. Maksudnya, kita harus ingat dan menyebut nama Allah SWT. Sebab, zikir dapat menyebabkan ketenangan hati dan jiwa. Bila hati dan diri kita tenang, maka kita akan mampu melemahkan bisikan dan godaan setan.

Kedua, kita senantiasa dalam keadaan berwudhu, bebas dari segala hadas maupun najis. Sebab, setan tidak berani mendekati orang-orang yang suci. Ketiga, kita sering mengaji Al-Quran. Setan akan lari menjauh setiap kali mendengar firman Allah SWT. Keempat, kita berkawan dengan orang-orang saleh. Maksudnya, orang-orang yang ahli ibadah dan bisa menjadi teladan dalam hidup keseharian. Kelima, kita rajin membaca ayat kursi (Surat Al-Baqarah ayat 255), Surat An-Nas dan Surat Al-Falaq. Itulah bacaan terbaik untuk minta perlindungan kepada Allah SWT dari tipu daya setan. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kita semua dari bujuk rayu setan, amin.
Salam sayang dari Bunda

Catatan kecil dari Bunda untuk Inung itu diletakkan di meja belajar. Persisnya di atas buku-buku yang sudah disiapkan Inung untuk dibawa ke sekolah. Bunda berharap, esok hari Inung akan membaca dan memahaminya. Lebih penting lagi, Bunda ingin Inung dapat melaksanakan pesan-pesannya secara baik. Bunda sempat mencium kening Inung dan merapikan selimutnya, sebelum meninggalkan kamar.***

Tinggalkan komentar